ads your site here

Breaking News
Loading...
Sabtu, 26 Mei 2012

Suguhan Musik Hardcore Yang Energik Oleh Bane

Foto : Rangga FN
Ratusan hardcore kids telah berkumpul sejak kamis (17/5), siang hari di Gedung Seni Pos 4, Lanud Sulaeman Kab. Bandung. untuk menyaksikan grup band hardcore asal Boston, Amerika Serikat, Bane.  Setelah dibuka oleh 15 band hardcore kota Bandung seperti Under 18, Outright, Blind To See, Billfold, Komplete Kontrol, Step Ahead dan lain sebagainya, giliran Bane untuk unjuk taring. Ini merupakan kali kedua Bane tampil di Indonesia setelah pada tahun 2010 lalu mereka tampil di Jakarta. Sehari sebelumnya, (16/5)  Bane juga mengelar konser  Rossi Music Fatmawati, Jakarta.
Band yang telah berkarir sejak tahun 1995 tersebut, saat ini digawangi oleh Aaron Bedard (vokal), Aaron Dalbec (gitar), Zach Jordan (gitar), Brendan Stu (bass) dan Bob Mahoney (drums). Ratusan hardcore kids  yang sudah menunggu Bane sejak siang segera merapat ke arena pit ketika mc menyebut nama Bane sebagai menu utama pada malam itu. Sempat ada masalah teknis pada sound gitar gitar milik Zach, pada pukul tujuh malam, Bane langsung menggeber dengan nomor-nomor andalan seperti “Ante Up”, “The Paint Chips Away”, “Pot Commited”, “Hoods Up”, “Woulda, Coulda, Shoulda”, “My Theraphy” dan juga “Speechless”.
Usia Bedard yang sudah mencapai 43 tahun, tidak menghalanginya untuk tampil atraktif dan energik diatas panggung. Musik hardcore milik Bane yang menghentak, seirama dengan Bedard yang bergerak kesana-kemari mengintari pentas. Bahkan beberapa kali pula ia beradu fisik dengan para penonton yang saling berebut mendapatkan mic milik Bedard.
Aksinya yang begitu energik, membuat penonton pun tidak ragu untuk stage diving, slam dance, gorilla dance, crowd surfing dan juga circle pit. Namun sayang, kondisi venue yang kurang memadai membuat kondisi tidak nyaman untuk menikmati suguhan Bane. Debu tebal yang sudah sejak lama ‘tertanam’ di arena pit, berterbangan kemana-mana ketika para penonton aktif bergerak mengikuti irama Bane. Memang venue kala itu jauh dari kata layak untuk sebuah pagelaran internasional. Gedung tersebut sejatinya merupakan gedung bekas bioskop yang sudah lama kosong tak berpenghuni. Debu tebal, atap yang bolong serta coretan-coretan vandal memenuhi dinding menjadi pemandangan lumrah malam itu. Memang kondisi tersebut menciptakan sensasi tersendiri, kita seolah diajak pada kondisi awal skena punk & hardcore di Amerika tahun 1975-1985 yang banyak memanfaatkan gedung kosong tak berpenghuni untuk membuat gigs.
Memprihatinkan? Tentu tidak, ditengah sulitnya mencari venue dan perijinan di Kota Bandung untuk menggelar acara semacam ini, sudah sepatutnya kita berterima kasih kepada Psywar dan  United Primitive selaku panitia, karena tidak berpangku tangan terhadap pemerintah!

Foto : Rangga FN
Well, malam pun semakin panas  pada waktu itu, bisa dilihat sendiri dari t-shirt para personil Bane yang basah kuyup. Pukul delapan malam, Bane mengakhiri kemeriahan pesta hardcore malam itu dengan lagu “Can We Start Again?”. Yes,  can we start again, Bane? Karena para penonton masih belum cukup puas pada malam itu.  Sayangnya mereka tidak menyiapkan materi lagi. Total Bane membawakan 11 lagu, perpaduan dari album  It All Comes Down to This, Give Blood, The Note, dan juga  Holding This Moment.  Satu pelajaran penting yang didapat dari gelaran ini adalah jangan berhenti berkreasi meskipun dalam keterbatasan. Keep positive mental attitude!


Sumber : Gigsplay

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2013 Distro Cirebon All Right Reserved