ads your site here

Breaking News
Loading...
Jumat, 25 Mei 2012

Review : @BandungBerisik 2012






Bandung Berisik : Agresi Maksimal yang Membakar Adrenalinmu
Tak terasa, helatan festival musik “cadas” bertajuk Bandung Berisik ini telah memasuki gelarannya yang ke enam. Kali ini, Lanud Sulaiman dipercaya sebagai arena untuk membakar adrenalin para penikmat musik yang berkembang pesat di Bandung ini.  Acara ini dibesut selama dua hari dengan beberapa nama yang sudah tak asing di telinga dan hati para penikmat musik Indonesia.

Hari pertama dihiasi oleh penampiilan dari The S.I.G.I.T, Siksa Kubur, Burgerkill, Dead Squad, Rosemary, dan Jasad di Stage Inferno yang disebut sebagai stage utama di pagelaran Bandung Berisik ini. Penampilan The S.I.G.I.T menjadi perhatian karena inilah kali pertama band dengan genre Rock n Roll menghiasi acara yang selama 6 kali pelaksanaannya selalu diisi oleh penampil dari jenis musik yang disebut “cadas” ini. Burgerkill malam itu juga membakar Inferno dengan “Penjara Batin” dan “Atur Aku” setelah sebelumnya Siksa Kubur menggempur panggung utama ini.

Panasnya atmosfir yang terjadi di Inferno, bukan berarti dua panggung lainnya tampil biasa saja. Apocalypse dan Holocaust stage juga memanaskan dan menciptakan dentuman keras di adrenaline ribuan penonton yang hadir di Lanud Sulaiman. Dari Apocalypse, perlu digarisbawahi penampilan dari Don Lego, band ska asal Bandung ini mampu mereduksi tegangan tinggi yang sejak awal berputar di venue ke dalam suasana yang sungguh sangat menyenangkan dan menyegarkan lewat “My Way” dan “Mari Berdansa”. Dari Holocaust sendiri, penampilan Madonna of the Rocks menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk disimak, dengan vokalis wanita yang tidak kalah dengan vokalis-vokalis pria lainnya yang membakar arena Bandung Berisik. Hari pertama ditutup dengan penampilan Jasad di stage Inferno yang mampu menyuguhkan nuansa yang menghidupkan gejolak adrenaline para penonton.

Hari kedua, selepas break Dzuhur, dihiasi oleh penampilan band kawakan asal kota Bandung, Koil. Otong cs berhasil memanaskan moshpit dan mengajak crowd untuk berdansa liar dengan iringan  nomor-nomor seperti “Nyanyikan Lagu Perang” “Aku Lupa Aku Luka” dan “Kenyataan Dalam Dunia Fantasi”. Setelah itu berturut-turut tampil , Something Wrong, Rottenomicon, Deadly Weapon di Holocaust Stage, sementara Apocalypse Stage dibakar oleh  Turtles JR, Aftercoma, serta Primitive Chimpanzee. Yang menarik, penampilan Primitive Chimpanzee dihiasi para personil-personilnya yang memakai baju renang wanita.

Down For Life menjadi band selanjutnya yang dipercaya untuk memanaskan kembali Inferno Stage, materi-materi dari Simponi Kebisingan Babi Neraka, album pertama mereka dibesut di atas panggung yang tentu saja memanaskan para metalheads yang berjejalan menonton penampilan mereka. Penampilan Karinding Attack juga menjadi salah satu yang menarik disimak, penampilan para pecinta alat musik tradisional Sunda ini menimbulkan suasana mistis yang menyeruak di Lanud Sulaiman. Mereka juga membawakan cover version  dari lagu “Refuse” dan“Resist” milik Sepultura. Beside juga berhasil menciptakan koor dari crowd yang hadir dengan lagu “Aku adalah Tuhan” milik mereka. Penampilan Beside hari ini, merupakan penampilan terakhir mereka bersama Ohang, Hinhin dan Paneu. Hari kedua ditutup lewat penampilan reuni dari PAS Band, single “Impresi” menjadi nomor yang dibawakan sebagai penutup dari penampilan mereka sekaligus menutup gelaran dari Bandung Berisik.

Bandung Berisik sukses mengantarkan para penggemar musik cadas ini pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan luar biasa. Penyelenggaraan tahun ini pun menjadi menarik, karena tak hanya band-band dengan aliran-aliran “cadas” saja yang mengisi panggung-panggung Bandung berisik. Akan tetapi, beberapa hal juga tampaknya harus diperhatikan para pihak penyelenggara untuk edisi selanjutnya, demi menjaga kelancaran dan juga kualitas dari event yang dinilai sebagai festival musik cadas terbesar di Asia Tenggara ini. Tiga panggung yang diletakan berjajaran dengan dua panggung menggelar pengisi acaranya bersamaan kami pikir cukup mengganggu dan memecah sound output yang keluar ke arah audiens. Koordinasi panitia juga tampaknya menjadi homework yang harus dibenahi di edisi selanjutnya dari Bandung Berisik. Thanks for this Maximum Agression, Bandung Berisik! You Rawks!.
(photos and text : Hariz Lasa)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2013 Distro Cirebon All Right Reserved