Review : @BandungBerisik 2012
Bandung Berisik : Agresi Maksimal yang Membakar Adrenalinmu
Tak terasa, helatan festival musik
“cadas” bertajuk Bandung Berisik ini telah memasuki gelarannya yang ke
enam. Kali ini, Lanud Sulaiman dipercaya sebagai arena untuk membakar
adrenalin para penikmat musik yang berkembang pesat di Bandung ini.
Acara ini dibesut selama dua hari dengan beberapa nama yang sudah tak
asing di telinga dan hati para penikmat musik Indonesia.
Hari pertama dihiasi oleh penampiilan
dari The S.I.G.I.T, Siksa Kubur, Burgerkill, Dead Squad, Rosemary, dan
Jasad di Stage Inferno yang disebut sebagai stage utama di pagelaran
Bandung Berisik ini. Penampilan The S.I.G.I.T menjadi perhatian karena
inilah kali pertama band dengan genre Rock n Roll menghiasi acara yang
selama 6 kali pelaksanaannya selalu diisi oleh penampil dari jenis musik
yang disebut “cadas” ini. Burgerkill malam itu juga membakar Inferno
dengan “Penjara Batin” dan “Atur Aku” setelah sebelumnya Siksa Kubur
menggempur panggung utama ini.
Panasnya atmosfir yang terjadi di
Inferno, bukan berarti dua panggung lainnya tampil biasa saja.
Apocalypse dan Holocaust stage juga memanaskan dan menciptakan dentuman
keras di adrenaline ribuan penonton yang hadir di Lanud Sulaiman. Dari
Apocalypse, perlu digarisbawahi penampilan dari Don Lego, band ska asal
Bandung ini mampu mereduksi tegangan tinggi yang sejak awal berputar di
venue ke dalam suasana yang sungguh sangat menyenangkan dan menyegarkan
lewat “My Way” dan “Mari Berdansa”. Dari Holocaust sendiri, penampilan
Madonna of the Rocks menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk disimak,
dengan vokalis wanita yang tidak kalah dengan vokalis-vokalis pria
lainnya yang membakar arena Bandung Berisik. Hari pertama ditutup dengan
penampilan Jasad di stage Inferno yang mampu menyuguhkan nuansa yang
menghidupkan gejolak adrenaline para penonton.
Hari kedua, selepas break Dzuhur,
dihiasi oleh penampilan band kawakan asal kota Bandung, Koil. Otong cs
berhasil memanaskan moshpit dan mengajak crowd untuk berdansa liar
dengan iringan nomor-nomor seperti “Nyanyikan Lagu Perang” “Aku Lupa
Aku Luka” dan “Kenyataan Dalam Dunia Fantasi”. Setelah itu
berturut-turut tampil , Something Wrong, Rottenomicon, Deadly Weapon di
Holocaust Stage, sementara Apocalypse Stage dibakar oleh Turtles JR,
Aftercoma, serta Primitive Chimpanzee. Yang menarik, penampilan
Primitive Chimpanzee dihiasi para personil-personilnya yang memakai baju
renang wanita.
Down For Life menjadi band selanjutnya
yang dipercaya untuk memanaskan kembali Inferno Stage, materi-materi
dari Simponi Kebisingan Babi Neraka, album pertama mereka dibesut di
atas panggung yang tentu saja memanaskan para metalheads yang
berjejalan menonton penampilan mereka. Penampilan Karinding Attack juga
menjadi salah satu yang menarik disimak, penampilan para pecinta alat
musik tradisional Sunda ini menimbulkan suasana mistis yang menyeruak di
Lanud Sulaiman. Mereka juga membawakan cover version dari
lagu “Refuse” dan“Resist” milik Sepultura. Beside juga berhasil
menciptakan koor dari crowd yang hadir dengan lagu “Aku adalah Tuhan”
milik mereka. Penampilan Beside hari ini, merupakan penampilan terakhir
mereka bersama Ohang, Hinhin dan Paneu. Hari kedua ditutup lewat
penampilan reuni dari PAS Band, single “Impresi” menjadi nomor yang
dibawakan sebagai penutup dari penampilan mereka sekaligus menutup
gelaran dari Bandung Berisik.
Bandung Berisik sukses mengantarkan para
penggemar musik cadas ini pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan
luar biasa. Penyelenggaraan tahun ini pun menjadi menarik, karena tak
hanya band-band dengan aliran-aliran “cadas” saja yang mengisi
panggung-panggung Bandung berisik. Akan tetapi, beberapa hal juga
tampaknya harus diperhatikan para pihak penyelenggara untuk edisi
selanjutnya, demi menjaga kelancaran dan juga kualitas dari event yang
dinilai sebagai festival musik cadas terbesar di Asia Tenggara ini. Tiga
panggung yang diletakan berjajaran dengan dua panggung menggelar
pengisi acaranya bersamaan kami pikir cukup mengganggu dan memecah sound output yang keluar ke arah audiens. Koordinasi panitia juga tampaknya menjadi homework yang harus dibenahi di edisi selanjutnya dari Bandung Berisik. Thanks for this Maximum Agression, Bandung Berisik! You Rawks!.
(photos and text : Hariz Lasa)
0 komentar:
Posting Komentar